WAYANG YANG TERLIHAT DIBALIK GEBER

wayang yang terlihat di balik geber pertunjukan terlihat hitam karena sinar dari oncor yang sebagai penarang pertunjukaan

Gatotkaca

Gatotkaca adalah salah satu bentuk wayang indonesia yang terkenal

pagelaran wayang

ini adalah salah satu pagelaran wayang yang di pimpin seorang dalang

perang kembang

perang kembang adalah pertempuran seorang kesatriya melawan seorang raksasa, salah satu nya adalah pertempuran antara raden arjuna melawan buta cakil

wayang geber

wayang geber juga kesenian khas indonesia, wayang di atas adalah wayang saat pertempuran

Jumat, 14 September 2012

ANGGADA

ANGGADA

 berwujud kera merah tetapi dapat berbicara dan adat - istiadat sperti manusia. Anggada adalah putra Resi Subali dari pertapan Sunyapringga dengan Dewi Tara, putri sulung Batara Indra dengan Dewi Wiyati. Ia berpawakan gagah perkasa dan sangat sakti. anggada mempunyai sifat dan perwatakaan; pemberani, cerdik, pandai, tangkas, trengginas dan mudah naik darah/pemarah.

Sejak bayi Anggada hidup dalam asuhan pamanya, Prabu Sugriwa, raja kerajaan Gowa Kiskenda, karena ketika Resi Subali meniggal ia masih dalam kandungan. Menjelang pecah perang Alengka, Anggada dijadikan duta oleh Ramawijaya untuk meminta kepastian Prabu Dasamuka. Dewi Sinta akan diserahkan secara damai, atau akan tetap dipertahankan dan direbut dengan jalan peperangan. Pada saat itu Prabu Rama dan balatentara kera  dari Gowa Kiskenda telah berada di pesangrahan Suwelagiri, wilayah negara Alengka.

Karena termakan hasutan Prabu Dasamuka perihal kematian Resi Subali yang dibunuh Ramawijaya, Anggada berbalik akan membunuh Prabu Ramawijaya sebagai balas dendam kematian ayahnya. Tapi akhirnya ia dapat ditundukan oleh Anoman dan disadarkan Ramawijaya. Anggada kemudian kembali menyerang Alengka dan berhasil membawa pulang mahkota Prabu Dasamuka.

Dalam perang Alengka. Anggada menunjukkan kegagahannya.ia banyak membunuh senapati Alengka. Setelah perang Alengka berakhir, Anggada kembali ke Gowa Kiskenda ,kemudian bertapa di pertapan Sunyapirngga sampai akhirnya hayatnya. 

ANILA

ANILA

berwujud wanara/kera berbulu biru tua. Kalau berjalan cepat seperti angin. Ia adalah salah satu senapati perang balatentara kera kerjaan Kiskenda di bawah pimpinan Prabu Sugriwa. Anila terjadi dari ciptaan Batara Narada, sehingga bentuknya kerdil pendek mirip dengan penciptanya.


                  Anila sangat sakti. Ia memiliki sifat dan perwatakaan;pemberani,cerdik,pandai,tangkas dan trengginas. Oleh Prabu Sugriwa,Anila di angkat menjadi Patih Gowa Kiskenda. Dalam perang Alengka, Anila tampilsebagai senapati perang menghadapi patih negara Alengka, Arya Prahasta. Perang seru terjadi, Prahasta yang tinggi besar dan gagah perkasa melawan Anila yang tangkas, gesit dan trengginas

                    Pada saat terdesak sampai di pinggir arena peperangan, Anila melihat sebuat tugu batu. Dengan mengerahkan seluruh tenaganya, Anila mengangkat tugu tersebut dan, dan di hantamkan ke kepala Prahasta. Akibat benturan yang yang sangat keras, kepala Prahasta hancur dan mati seketika. Tugu batupun ikut hancur, yang seketika berubah wujud menjadi dewi Indradi/Windradi, istri Resi Gotama dari pertapan Erraya/Grastina. Dewi Indradi adalah ibu Anjani,Subali dan sugriwa. Setelah mengucapkan terimakasih pada Anila, Dewi Indradi kembali ke khyangan  Kaindran, hidup sebagai bidadari.

setelah perang Alengka berakhir, Anila kembali ke Gowa Kiskenda seperti wanara yang lain, Anila tidak dapat diketahui akhir hidupnya.